Kamis, 15 Mei 2014

KESENJANGAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Diposting oleh Unknown di 19.12







Di susun oleh:
Nama               : Rizki Anggraeni Faradila
NPM               : 16212547
Fakultas           : Ekonomi
Jurusan            : Manajemen
Kelas               : 2EA03




JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014

KESENJANGAN KESEJAHTERAAN RAKYAT YANG BERADA DI PANDEGLANG BANTEN





KARYA TULIS ILMIAH
Dalam Tugas menyelesaikan
Studi Pendidikan Kewarganegaraan




Di susun oleh:
Nama               : Rizki Anggraeni Faradila
NPM               : 16212547
Fakultas           : Ekonomi
Jurusan            : Manajemen
Kelas               : 2EA03








JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014

KATA-KATA MUTIARA

Selalu pilih jalan yang tampak paling baik,sesulit dan sekeras apapun jalan itu, kebiasaan akan membuat semuanya jadi mudah dan ramah.
Sebuah tong yang penuh dengan pengetahuan belum tentu sama nilainya dengan setetes budi
Pythagoras

























KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan lahir dan batin kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “KESENJANGAN KESEJAHTERAAN RAKYAT YANG BERADA DI PANDEGLANG BANTEN
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuan, bimbingan dan dukungan yang telah diberikan kepada:
1.      Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, yang telah memberikan mukjizat serta kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
2.      Bapak Drs. H. Djumhardjinis, MM, Bc.HK selaku dosen mata kuliah Perilaku Kewarganegaraan.
3.      Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat, kasih sayang yang melimpah dan doa yang tiada henti untuk mendoakanku menjadi orang yang sukses dan sabar.
4.      Zurhamsyah Dwi Putra yang merupakan teman dekat yang selalu membantuku
5.      Teman–teman sekelas yang selalu memacuku untuk belajar dan berusaha.
6.      Kepada semua pihak  yang telah membantu hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran membangun dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak.



Depok, April 2014

Rizki Anggraeni Faradila
DAFTAR ISI

Halaman
KATA-KATA MUTIARA......................................................................    i
KATA PENGANTAR............................................................................     ii
DAFTAR ISI...................................................................................  ...........iii

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.Penegasan mengenai judul..........................................................        1
1.2.Alasan pemilihan judul...............................................................        2
1.3.Tujuan research  yang diselenggarakan.........................................      3
1.4.Sistematika Penulisan.................................................................        3

BAB II. ANALISIS LANDASAN TEORI
2.1.Analisis Hasil-Hasil....................................................................         4
2.2.Penampilan Anggapan................................................................        5
2.3.Pernyataan Hipotesis..................................................................        6
2.4.Hal-hal yang Diharapkan............................................................        8

BAB III. ANALISIS DAN PENETAPAN METODE YANG DIGUNAKAN
3.1.Sample dan Prosedur Sampling...................................................       9
3.2.Metode dan Prosedur Pengolahan Data.........................................    9
3.3.Metode dan prosedur penganalisisan data........................................10

BAB IV. PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA
4.1.Uraian Secara Singkat.......................................................................11
4.2.Penyajian Tabel................................................................................11
4.3.Penyajian Grafik...............................................................................15

BAB V. ANALISIS DATA
5.1.Analisis Data Kualitatif....................................................................16
5.2.Kesimpulan Analisis.........................................................................17

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
6.1.Ungkapan Kembali Secara Singkat Tentang Masalah......................18
6.2.Nyatakan Kembali Metode yang digunakan.....................................18
6.3.Utarakan Kembali Penggarapan Masalah.........................................19
6.4.Saran dan Rekomendasi yang Relevan.............................................19

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................20



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Penegasan mengenai judul
Kesenjangan sosial merupakan masalah yang kompleks yang kerap terjadi dalam masyarakat Indonesia. Kesenjangan dapat terjadi karena adanya dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Di Indonesia terjadinya kesenjangan dilihat dari berbagai aspek antara lain: aspek ekonomi, sosial, politik dan hukum. Kemiskinan merupakan sebab utama terjadinya kesenjangan sosial di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang tepat dan cepat baik dari pemerintah maupun masyarakat dalam mengatasi kesenjangan sosial. Pemberantasan kemiskinan, memaksimalkan pendidikan, dan membuka lapangan kerja adalah beberapa solusi memberantas kesenjangan sosial di Indonesia.
Dengan banyaknya permasalahan yang terjadi akibat dari kesenjangan sosial maka peran pemerintah sangat diharapkan untuk dapat memberantas kesenjangan sosial ini. Pemerintah harus lebih bisa menegakkan hukum yang berlaku diatas segala-galanya. Pandangan tentang kinerja pemerintah harus terus ditingkatkan lagi, dan benar-benar memperhatikan kondisi kesenjangan di lingkungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Partisipasi masyarakat diperlukan supaya keadilan dan kesejahteraan bisa terwujud. Hal itu merupakan tanggung jawab kita bersama yang harus dimulai dari diri kita sendiri untuk bisa peduli dengan sesama.
Pemerintah harusnya lebih memperhatikan masalah yang seperti ini, pembukaan UUD 45 bahkan telah memberi amanat kepada pemerintah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa, harusnya orang-orang yang berada di pemerintahan lebih serius untuk memikirkan kepentingan bangsa yang memang sudah menjadi tanggung jawab mereka, tapi dari kasus-kasus yang sekarang ini tentang para anggota pemerintahan yang melakukan korupsi dapat menunjukan bahwa tidak sedkit dari mereka masih memikirkan kepentingannya masing-masing, uang dan biaya yang seharusnya untuk kemakmuran masyarakat dimakan oleh mereka sendiri. Kalaupun pada akhirnya mereka mendapatkan hukuman itu bukanlah hukuman yang sebenarnya, banyak dari mereka masih tetap hidup mewah walaupun mereka dalam kurungan penjara yang seharusnya membuat mereka jera.
Kemiskian memang bukan hanya menjadi masalah di Negara Indonesia, bahkan Negara majupun masih sibuk mengentaskan masalah yang satu ini. Kemiskinan memang selayaknya tidak diperdebatkan tetapi diselesaikan. Akan tetapi kami yakin: “du chocs des opinion jaillit la verite”. “Dengan benturan sebuah opini maka akan munculah suatu kebenaran. Dengan kebenaran maka keadilan ditegakkan, dan apabila keadilan ditegakkan kesejateraan bukan lagi menjadi sebuah impian akan tetapi akan menjadi sebuah kenyataan.
Menurut Robert Chambers bahwa inti kemiskinan terletak pada kondisi yang disebut deprivation trap atau perangkap kemiskinan. Perangkap itu terdiri dari :
1.      Kemiskinan itu sendiri
2.      Kelemahan fisik
3.      Keterasingan atau kadar isolasi
4.      Kerentaan
5.      Ketidak berdayaan

1.2.Alasan pemilihan judul
Saya memilih judul ini karena masalah ini dekat dengan daerah lingkungan saya dan kurang lebih saya mengetahuinya sudah lama, menganalisis dan mengkajinya pun tidak terlalu sulit. Saya sangat prihatin dengan kesenjangan kesejahteraan disekitar lingkungan, hal tersebut memacu saya untuk mencari lebih banyak informasi bagaimana kesenjangan kesejahteraan ini bisa terjadi, apa penyebab hal tersebut sering terjadi, dan hal apa yang bisa di lakukan agar kesenjangan kesejahteraan ini dapat di minimalisasi. Oleh karena ini tugas mata kuliah Perilaku Kewarganegaraan  saya mencari topik yang bisa dikaitkan denganmata kuliah ini.

1.3.Tujuan research  yang diselenggarakan
·         Agar pembaca mengetahui kesenjangan apa yang terjadi disana
·         Agar dapat mengetahui sebab mengapa terjadi kesenjangan kesejahteraan
·         Agar dapat mengetahui tingkat kemiskinan di daerah Pandeglang
·         Agar dapat mengetahui Pertumbuhan kemiskinan di daerah tersebut
·         Agar dapat mengetahui semakin lemahnya peraturan daerah
·         Agar dapat mengetahui definisi dari kesenjangan kesejahteraan

1.4.Sistematika Penulisan
Pada bagian sistematika karya ilmiah ini terdapat 6 Bab dan bagian-bagiannya.
Bab 1 :             Bagian Pendahuluan yang meliputi, penegasan mengenai judul, alasan pemilihan judul, tujuan research yang diselenggarakan, sistematika.
Bab 2 :             Bagian Analisis Landasan Teori yang meliputi, analisis hasil-hasil, penampilan anggapan, pernyataan hipotesis, hal-hal yang diharapkan.
Bab 3 :             Bagian Analisis dan Penetapan Metode yang Digunakan yang meliputi, sample; prosedur sampeling, metode dan prosedur pengolahan data, metode dan prosedur penganalisisan data.
Bab 4 :             Bagian Pengumpulan dan Penyajian Data yang meliputi, uraian secara singkat.
Bab 5 :             Bagian Analisis Data yang meliputi, analisis statistik, analisis kualitatif, analisis kuantitatif, analisis komparatif, kesimpulan analisis.
Bab 6 :             Bagian Kesimpulan dan Saran yang meliputi, ungkapan kembali secara singkat tentang masalah, nyatakan kembali metode yang digunakan, umgkapan kembali pernyataan masalah, saran dan rekomendasi yang relevan.
BAB II
Analisis Landasan Teori

2.1 Analisis Hasil-Hasil
Sangat memperihatinkan dunia Perekonomian di Indonesia. Menurut data statistik tingkat keiskinan di Indonesia setiap tahun semakin bertambah. Hal ini tidak selalu menjadi salah Pemerintah pusat, tata pemerintahan daerah pun patut menjadi sorotan. Karena tak sedikit pernyataan tentang berapa anggaran yang pemerintah gelontorkan untuk daerah Pandeglang tapi anggaran ternyata anggaran tersebut tak sampai kepada warga miskin dan yang membutuhkan.
Kesenjangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat, sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan akses atau kesempatan-kesempatan yang tersedia. Secara teoritis sekurang-kurangnya ada dua faktor yang menghambat, yaitu:
1)      Faktor Internal
Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia karena tingkat pendidikan/keterampilan atau kesehatan rendah atau ada hambatan budaya (budaya kemiskinan). Kesenjangan sosial dapat muncul sebagai akibat dari nilai-nilai kebudayaan yang dianut oleh sekelompok orang itu sendiri. Akibatnya, nilai-nilai luas, seperti apatis, cenderung menyerah pada nasib, tidak mempunyai daya juang, dan tidak mempunyai orientasi kehidupan masa depan. Dalam penjelasan Lewis pada tahun 1969, kesenjangan sosial tipe ini muncul karena masyarakat itu terkungkung dalam kebudayaan kemiskinan.
2)      Faktor Eksternal
Faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang, hal ini dapat terjadi karena birokrasi atau ada peraturan-peraturan resmi (kebijakan), sehingga dapat membatasi atau memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan  dan peluang yang tersedia. Kesenjangan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat disebabkan oleh adanya perbedaan yang mencolok antara satu individu dengan individu yang lain, atau antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain.
Perbedaan itu antara lain misalnya antara si kaya dan si miskin atau antara si pintar dan si bodoh. Yang mana perbedaan itu kelihatan mencolok dan menimbulkan masalah dalam penanganannya.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian daripada kesenjangan sosial adalah jarak yang terjadi ditengah-tengah masyarakat disebabkan oleh perbedaan status sosial, maupun status ekonomi yang ada ditengah-tengah masyarakat (Pendidikan).

2.2  Penampilan Anggapan
1.      Undang-undang Republik Indonesia No.39 Tahun 1939 Tentang Hak Azasi Manusia di kutip dari buku PENDIDIKAN PANCASILA, DEMOKRASI DAN HAK AZASI MANUSIA, Bagian Ketujuh Hak Atas Kesejahteraan
Pasal 36
(1)   Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain demi pengembangan dirinya, keluarga, bangsa, dan masyarakat dengan cara yang tidak melanggar hukum.
(2)   Tidak seorangpun boleh dirampas miliknya dengan sewenang-wenang dan secara melawan hukum.
(3)   Hak milik mempunya fungsi social.
2.      Menurut para ahli kesenjangan di sebabkan karena dua faktor yaitu eksternal dan internal.
3.      Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan kesenjangan kesejahteraan yang ada di Indonesia ini.
4.      Banyak hal-hal yang melatar belakangi tingginya kesenjangan kesejahteraan di Indonesia.
5.      Sikap masyarakat yang lebih berada secara materil yang tidak peduli dengan sesamanya yang status sosialnya lebih rendah dari mereka.
6.      Masyarakat yang kurang mampu seharusnya berjuang untuk mendapatkan hidup yang layak.

2.3  Pernyataan Hipotesis
Beberapa penyebab terjadinya kesenjangan sosial dapat ditinjau dari beberapa aspek, antara lain:
a.      Aspek Ekonomi
Kesenjangan sosial sangat erat hubungannya dengan aspek ekonomi. Kemiskinan menjadi salah satu faktor yang mendominasi terjadinya kesenjangan sosial. Kemiskinan merupakan penyebab utama terjadinya kesenjangan sosial. Banyak orang menganngap bahwa kemiskinan merupakan suratan takdir yang disebabkan oleh sifat malas, tidak kreatif dan etos kerja rendah. Pada dasarnya inti kemiskinan itu terletak pada kondisi yang disebut perangkap kemiskinan, yang terdiri dari: kemiskinan itu sendiri, kelemahan fisik, keterasingan atau kadar isolasi, kerentaaan, ketidakberdayaan. Sedangkan beberapa ciri budaya kemiskinan antara lain seperti: fatalisme, rendahnya tingkat aspirasi, rendahanya kemauan mengejar sasaran,kurang melihat kemajuan pribadi, perasaan ketidakberdayaan atau ketidakmampuan, perasaan untuk selalau gagal, perasaaan menilai diri sendiri negatif, pilihan sebagai posisi pekerja kasar, tingkat kompronis yang menyedihkan. Selain kemiskinan penyebab kesenjangan sosial yang terjadi dari aspek ekonomi adalah kurangnya lapangan pekerjaaan. Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian masyarakat, sedangkan perekonomian menjadi faktor terjadinya kesenjangan sosial. Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia menjadikan pengangguran yang sangat besar di Indonesia dan menyebabkan perekonomian masyarakat bawah semakin rapuh. Salah satu karakteristik tenaga kerja di Indonesia adalah laju pertumbuhan tenaga kerja lebih tinggi ketimbang laju pertumbuhan lapangan kerja. Berbeda dengan negara-negara di Eropa dan Amerika, dimana lapangan pekerjaan masih berlebih. Adapun faktor-faktor penyebab pengangguran itu sendiri antara lain seperti:
a)      Kurangnya sumber daya manusia pencipta lapangan kerja
b)      Kelebihan penduduk/pencari kerja
c)      Kurangnya jalinan komunikasi antara si pencari kerja dengan pengusaha
d)     Kurangnya pendidikan untuk pewirausaha

b.      Aspek Sosial
Perbedaan status sosial dalam masyarakat dapat menjadi alasan mengapa kesenjangan sosial itu terjadi di Indonesia. Status sosial itiu muncul karena adanya stratifikasi dalam masyarakat. Hal itu dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari misalnya kedudukan antara majikan dan pembantu, banyak orang menganggap bahwa pembantu mempunyai kedudukan yang rendah daripada majikan, kedudukan antara kuli dan mandor, kedudukan antara sarjana dengan lulusan SMA, dsb.

c.       Aspek Politik dan Hukum
Negara Indonesia adalah Negara demokrasi yang harus memandang warganya memiliki hak dan kewajiban secara politik serta perlakuan sama di muka hukum. Kebijakan politik ekonomi pemerintah yang cenderung KKN dan mendukung konglomerasi ekonomi, sudah pasti menghasilkan ketidakmerataan pengelolaan sumber daya alam yang ada sehingga berdampak pada munculnya kemiskinan.
Secara hukum, setiap warga negara memiliki perlakuan yang sama di mata hukum. Tapi masih banyak aparat pemerintah penegak hukum yang tidak mau mendengarkan jeritan rakyat kecil atau miskin. Salah satu contohnya adalah diskriminasi tahanan kasus pidana antara orang kaya dan orang miskin. Seorang kaya yang terlibat kasus korupsi mendapatkan fasilitas mewah bagai tinggal di hotel. Sementara seorang miskin yang terlibat kasus kasus pidana kecil saja, seperti mencuri sebuah melon atau dua biji kakau, mereka diperas dan diperlakukan semena-mena oleh aparat penegak hukum. Bahkan dengan masih tingginya kemiskinan di Indonesia saat ini, masih banyak pemimpin kita yang tega melakukan korupsi, padahal di sisi lain masih banyak orang miskin yang membutuhkan uang dari pada mereka.

2.4  Hal-hal yang Diharapkan
Kesenjangan kesejahteraan merupakan masalah serius Negara Indonesia, peran pemerintah sangat di perlukan untuk penanganan masalah ini. Agar Indonesia bisa lebih menjadi Negara berkembang dengan tingkat kemiskinan yang rendah andaikan bisa menjadi tidak ada.
Perlu pemimpin yang sangat tegas dan bijaksana agar bisa mengatur pemerintahan yang adil dan jujur. Sehingga di Negara ini tidak ada lagi yang namanya kesenjangan kesejahteraan, yang kaya makin kaya dan Miskin makin miskin karena tidak adanya control dari pemerintah.




















BAB III
Analisis dan Penetapan Metode yang Digunakan

3.1.               Sample dan Prosedur Sampling
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti, dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Teknik yang digunakan peneliti dalam karya ilmiah ini yaitu menggunakan teknik random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Karena itu, penulis menetapkan bahwa sampel yang akan dipilih yaitu warga daerah Pandeglang itu sendiri.
Hal ini dikarenakan asumsi peneliti bahwa sampel tersebut merupakan subyek penelitian yang merasakan dampak dari ketidaknyamanan dari masalah kesenjangan kesejahteraan ini. Sedangkan dalam memilih informan sebagai sampel, penulis menggunakan teknik wawancara kepada warga sekitar. Dan mencari data survey yang telah ada dalam internet.

3.2.               Metode dan Prosedur Pengolahan Data
Adapun metode pengumpulan data dilakukan studi lapangan dengan cara melakukan wawancara. Studi lapangan dilakukan di desa Dukuh Handap Kec. Cimanggu, Pandeglang, Banten. Pada pukul 10.00-12.00 WIB. Penulis memilih teknik pengolahan data deskriptif.
Berdasarkan cara dan taraf pembahasan masalah yang diungkapkan penulis yaitu menggunakan penelitian deskriptif yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis.
Penulis juga mencari berbagai referensi yang bersumber dari internet mengenai letak geografis desa tersebut dan tingkat kemiskinan daerah tersebut, untuk melengkapi data-data pengamatan yang ada. Hasil dari pengolahan data disajikan dalam bentuk isi wawancara dan grafik tingkat kemiskinan di daerah Pandeglang Banten
3.3.Metode dan prosedur penganalisisan data
Pada bagian ini, penulis menggunakan penganalisisan data dengan metode penelitian kualitatif dengan melakukan teknik wawancara dan data survey. Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau autoritas atau seorang ahli yang berwenang dalam suatu masalah.
Berdasarkan hasil wawancara, untuk menganalisis data tersebut ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan yaitu pengumpulan data, penyajian data, kemudian penyimpulan dari data-data. Analisis dilakukan dengan metode analisis kualitatif dari tabel yang sudah dibuat pada bagian bab IV.






















BAB IV
Pengumpulan dan Penyajian Data

4.1.Uraian Secara Singkat
Pada Bab III sebelumnya penulis sudah menguraikan bagaimana data diolah, dan dianalisis. Adapun pada bab IV ini penulis akan membahas bagaimana prosedur pengumpulan data beserta cara penyajiannya. Dalam prosedur pengumpulan data, sudah dijelakan pada BAB III yaitu dengan wawancara dan beberapa artikel internet. Sehingga menghasilkan data primer dan data sekunder.
Data primer didapat dari hasil wawancara studi lapangan. Dalam pengambilan data primer, penulis melakukan studi lapangan langsung ke desa cimanggu, Pandeglang Banten. Data sekunder didapat dari beberapa halaman internet atau blog yang memposting tentang kehidupan mewah Gubernur Banten yaitu Ratu Atut Chosiyah. Data-data tersebut dikumpulkan sehingga dapat menghasilkan suatu informasi dan fakta-fakta.
Dalam penyajian data penulis memilih metode Wawancara Riset
Suatu wawancara yang berperan sebagai metode untuk melengkapi atau menyempurnakan data penelitian.

4.2.Penyajian Tabel
Sudah dijelaskan sebelumnya, di dalam pengumpulan data penulis memilih metode wawancara. Terdapat 1 responden yaitu Kepala Desa Dukuh Handap Cimanggu, Pandeglang Banten. Dalam mencari data penulis akan bertanya kepada reponden. Dan untuk penyajian data selanjutnya di ambil dari data survey yang bersumber dari berita di internet.






HASIL WAWANCARA
NO
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
 BAGAIMANA PENDAPAT ANDA TENTANG DESA INI?
Menurut saya, desa ini sangat kaya.  Karena 8 Km dari desa ini ada penggalian emas milik PT. ANTAM yang pendapatannya menyumbang  ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banten 2013 sangat tinggi, yaitu mencapai Rp 6.878.071.982.000.  Namun, anggaran besar itu tak dibarengi dengan pengurangan angka kemiskinan.
2.
APA SAJA YANG MENJADI KENDALA UNTUK DESA INI?
Kendala-kendala kami yaitu akses jalan masuk-keluar desa yang rusak. Desa Dukuh Handap ini juga hanya berjarak sekitar 20 Km dari PLTU Labuan sebagai salah satu penghasil listrik di Pulau Jawa. Namun jalan menuju kampung kami menjadi gelap gulita bila waktu Maghrib telah tiba. Desa kami ini bukan lagi desa tertinggal, tapi desa yang ditinggalkan

3.
BAGAIMANA AKSES JALAN UNTUK KE DESA TETANGGA ATAUPUN KELUAR DESA INI?
Daerah kami masih terisolir karena akses jalan yang rusak parah. Jalannya tanah merah dan cadas yang kami urug dengan bebatuan. Kalau hujan sangat licin. Tidak bisa dicapai oleh kendaraan roda empat hanya bisa dengan sepeda motor jenis tertentu.
4.
APA SAJA FASILITAS INFRASTRUKTUR YANG TELAH DI BERIKAN PEMERINTAH UNTUK DESA INI?
Kami rasa fasilitas-fasilitas dari pemerintah tersebut belum ada untuk desa kami.Karenadesa kami masih sulit untuk di jangkau.
5.
APA YANG DESA INI HARAPKAN UNTUK KE DEPANNYA?
Kami berharap Pemerintah dapat turun tangan membantu desa yang terisolir seperti desa kami.

HASIL DATA
Nama lengkap Ratu Atut Chosiyah. Tempat lahir Serang, Banten. Hari Rabu, 16 Mei 1962. Ratu Atut Chosiyah, SE. adalah Gubernur wanita pertama di Indonesia. Ia maju bersama Djoko Munandar dalam pemilihan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten periode 2002-2007. Dalam pemilihan di DPRD Banten, Ratu Atut dan Djoko menang. Mereka dilantik pada 11 Januari 2002. Atut menjadi wakil gubernur Banten. Namun pada tahun 2006, Djoko terjerat kasus korupsi. Ia dicopot dari jabatannya, dan Ratu Atut ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Banten.

Harta Kekayaan :
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah tercatat di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK melapor pada Oktober 2006. Kala itu, dia masih jadi wakil gubernur Banten. Hartanya berjumlah total Rp 41,93 miliar, meningkat dari laporan sebelumnya pada Oktober 2002 yang bernilai Rp 30,63 miliar. Tak ada laporan terkini di LHKPN soal harta Atut. Namun saat maju jadi gubernur Banten 2011 lalu, Atut sempat menyampaikan kekayaannya ke KPUD Banten. Diketahui harta Atut pada tahun 2011 adalah Rp 37,73 miliar. Perinciannya, harta tidak bergerak Rp 14,96 miliar, alat transpotasi dan mesin lainnya Rp 3,93 miliar, harga bergerak lainnya Rp 8,22 miliar, surat berharga Rp 7,8 miliar, giro dan setara kas Rp 2,76 miliar. Jumlah total kekayaan Atut mengalami penurunan sebanyak Rp 4,2 miliar jika dibandingkan pada Oktober 2006.
Banyak Tanah dan Mobil Mewah :
Dalam laporan kekayaannya, Atut memiliki banyak tanah dan mobil. Sedikitnya ada 122 item tanah dan bangunan yang masuk dalam laporan. Di antaranya berada di Serang, Bandung, Cirebon, Jakarta Barat. Nilainya mencapai Rp 19 miliar. Lalu, ada juga sejumlah kendaraan yang dilaporkan. Di antaranya tergolong mewah yakni Mercedes-Benz senilai Rp 1,05 miliar, Mercedes-Benz senilai Rp 500 juta dan Lexus senilai Rp 1,1 miliar.

Belanja Kartu Kredit Miliaran :
Dalam catatan Pusat Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sering membeli barang mewah. Bahkan dalam satu transaksi ada yang mencapai angka miliaran rupiah dan ratusan juta rupiah. Transaksi Atut terekam dalam catatan PPATK. Informasi yang diperoleh, Atut bepergian ke beberapa kota di luar negeri dan membeli barang mewah. Orang nomor satu di Banten ini belanja mulai dari Tokyo hingga Singapura. Semua dengan kartu kredit. "Ada tas Hermes yang harganya sampai Rp 500 juta," bisik penegak hukum. Pembayaran kartu kredit itu kabarnya juga tak lewat kantong Atut. Ada perusahaan-perusahaan yang membayar tagihan-tagihan itu. Saat dikonfirmasi, Atut tak membantah. "Jadi begini, kalau kerja kan mesti berpakaian. Masak telanjang," kata Atut enteng.
Data dalam artkel lain pun menunjukkan beliau pernah membeli tas kenamaan Hermes di ibu kota Jepang itu pada Februari 2012. Memang bukan yang berharga Rp 1 miliar, cuma Rp 450 juta, tapi tetap saja seharga 6.000 tas anak sekolah. Dan banyak lagi data-data yang menyebutkan Ratu Atut Chosiyah gemar membeli barang-barang mewah dan belum jelas uang yang di belikan untuk barang tersebut berasal dari mana.





4.3.Penyajian Grafik
Pada bagian penyajian grafik ini, penulis menambahkan informasi bagaimana gambaran perkembangan kemiskinan di Provinsi Banten selama periode 2008-2013, secara absolut terjadi penurunan, jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) sebanyak 656 ribu jiwa atau menurun sebanyak 160,45 ribu jiwa. Sementara untuk persentase kemiskinan tahun 2013 sebesar 5,74 persen atau menurun sebesar 2,41 persen, tingkat kemiskinan Banten tergolong rendah dibandingkan tingkat kemiskinan nasional.


Gambar 15:

Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Banten Tahun 2008-2013
Perkembangan Persentase Kemiskinan Provinsi Banten terhadap Pulau dan

Nasional (%) Tahun 2008-2013

25,00
816,70
788
758



900,00






800,00




690




15,42


653
656

20,00


700,00

14,15












13,33








12,49


600,00

15,00









11,67
11,37
500,00






%





8,15





400,00

10,00
7,64
7,16
6,32




5,71
5,74
300,00












5,00






200,00
















100,00

-






-


2008
2009
2010
2011
2012
2013



Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa)

NASIONAL

Banten












BAB V
Analisis Data

5.1 Analisis Data Kualitatif
Kesenjangan kesejahteraan di Provinsi Banten sudah bisa terlihat sejak lama. Dinasti Atut yang biasa sekarang di panggil itu berdiri sejak tahun 2002, Atut menjadi Wakil Gubernur mendampingi Djoko Munandar. Lalu, pada 2006, Djoko dipidana karena korupsi, Atut kemudian naik menjadi Gubernur. Di tahun 2007 dalam Pilkada langsung di Banten, Atut terpilih menjadi Gubernur. Pada 2012 Atut terpilih lagi sampai sekarang. Semenjak tahun 2007 itu Ratu Atut Chosiyah memiliki andil yang besar untuk menguasai Banten. Dinasti Atut merupakan 8 anggota keluarga Atut yang menduduki kursi jabatan strategis di Provinsi Banten. Ratu Atut terakhir kali melaporkan kekayaannya pada 6 Oktober 2006 yang tercantum dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK. Laporan saat itu menunjukkan total kekayaan Atut sebesar Rp 41,93 miliar. Tak ada laporan terkini di LHKPN soal harta Atut. Namun saat maju jadi gubernur Banten 2011 lalu, Atut sempat menyampaikan kekayaannya ke KPUD Banten. Mengintip Gaya Hidup Gubernur pertama perempuan di Indonesia itu sungguh fantastis untuk sesoorang penyelenggara Negara. Beliau bisa menghabiskan Rp.500.000.000 hanya untuk membeli 1 tas saja. Ratu Atut chosiyah pun tercatat hamper setiap bulan jalan-jalan keliling dunia untuk berbelanja barang-barang mewah. Keadaan ini sungguh berbanding terbalik dengan keadaan yang berada di kampung dukuh handap, Cimanngu Pandeglang. Akses jalan yang rusak, tidak ada penerangan cahaya atau listrik bahkan mereka hingga saat ini masih terisolir dengan dunia luar. Bahkan ujar Kepala Desa setempat “Desa kami ini bukan lagi desa tertinggal, tapi desa yang ditinggalkan”. Begitu miris mendengarnya, inilah contoh kesenjangan yang terjadi di Provinsi Banten.



5.2.Kesimpulan Analisis      
Ironisnya, di tengah kekayaan yang sangat luar biasa Dinasti Atut, Banten masih terpuruk sebagai provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia. Malah dari penilaian BPS, Provinsi Banten termasuk 8 provinsi yang angka kemiskinannya meningkat (data per Maret 2013). Selain itu, dari tingkat kesejahteraan yang dibuat penilaiannya oleh Kemendagri untuk 7 provinsi hasil pemekaran (2013), ternyata Banten terburuk kedua, setelah Papua Barat. Di sinilah peran pemerintah sangat di nantikan untuk penyelesaian kesenjangan kesejahteraan yang terjadi ini.























BAB VI
Kesimpulan dan Saran-Saran

6.1.Ungkapan Kembali Secara Singkat Tentang Masalah
Setiap tahunnya tingkat kemiskinan di Provinsi Banten memang semakin menurun walaupun perubahannya tidak secara signifikan seperti pada grafik di atas. Tetapi masih banyak warga miskin dan daerah-daerah yang terisolir membutuhkan uluran tangan dari pemerintah pusat khususnya. Agara bisa hidup lebih baik.
Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang. Banten juga merupakan Provinsi yang tingkat kesenjangannya masih tinggi.

6.2.Nyatakan Kembali Metode yang digunakan
Di dalam penulisan karya ilmiah ini, secara singkat penulis akan menjelaskan kembali metode-metode yang dipakai atau yang digunakan, yang sebelumnya sudah dibahas didalam bab III, IV dan V. Ada beberapa metode yang disesuaikan dengan tahap-tahapnya yaitu mulai dari pengambilan sampling,  pengumpuan data, pengolahan data, penyajian data, serta analisis data.
Dalam tahap pengambilan sampling, penulis memakai metode menunjuk langsung, sedangkan ditahap pengumpulan data penulis menggunakan cara penyebaran wawancara. Data wawancara yang sudah terkumpul lalu diolah kedalam bentuk tabulasi data.
Pada data yang sudah diolah, penulis memilih metode penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian data bertujuan menunjukkan perkembangan suatu keadaan dan mengadakan perbandingan pada suatu waktu. Lalu tahapan terkahir yaitu analisis data yang menggunakan metode analisis kualitatif.

6.3.Utarakan Kembali Penggarapan Masalah
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis dalam menggarap masalah yaitu dengan membandingkan masalah satu dengan masalah yang lain. Sehingga membentuk suatu penyelesaian atau suatu pemecahan masalah yang baru.

6.4.Saran dan Rekomendasi yang Relevan
Faktor-faktor negatif yang mendukung kesenjangan kesejahteraan dapat terjadi. Faktor dari dalam diri pun penting untuk mengontrol semua tindakan yang akan kita ambil. Sehingga kita dapat mempersempit jurang pemisah antara Si kaya dan Si miskin.
Oleh karena kesadaran setiap pribadi terlebih para intelek dan orang-orang berpendidikan yang mengerti atas norma kesopanan dan memperlakukan orang dengan baik sehingga tidak ada pemisah untuk antar pribadi karena status sosialnya.
Dengan memberi peluang dan kesempatan pada daerah-daerah yang tertinggal dan terisolir itu untuk lebih baik. Sehingga daerah tersebut menjadi daerah yang maju dan berkembang. Agar kesenjangan kesejahteraan itu dapat hilang dan tidak menjadi budaya di Negara Indonesia lagi.













DAFTAR PUSTAKA

DRS.H. DJUMHARDJINIS, MM, Bc.HK, (2012) Pendidikan Pancasila, Demokrasi, dan Hak Azasi Manusia. Penerbit Sendiri Widya Jakarta


  





0 komentar:

Posting Komentar

 

RIZKI ANGGRAENI FARADILA Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei