Di susun
oleh:
Nama : Rizki Anggraeni Faradila
NPM :
16212547
Fakultas :
Ekonomi
Jurusan :
Manajemen
Kelas :
2EA03
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
KESENJANGAN KESEJAHTERAAN RAKYAT YANG BERADA DI
PANDEGLANG BANTEN
KARYA TULIS ILMIAH
Dalam Tugas
menyelesaikan
Studi
Pendidikan Kewarganegaraan
Di susun
oleh:
Nama : Rizki Anggraeni Faradila
NPM :
16212547
Fakultas :
Ekonomi
Jurusan :
Manajemen
Kelas :
2EA03
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
KATA-KATA MUTIARA
Selalu pilih
jalan yang tampak paling baik,sesulit dan sekeras apapun jalan itu, kebiasaan
akan membuat semuanya jadi mudah dan ramah.
Sebuah tong yang
penuh dengan pengetahuan belum tentu sama nilainya dengan setetes budi
Pythagoras
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta
kekuatan lahir dan batin kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah dengan judul “KESENJANGAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT YANG BERADA DI PANDEGLANG BANTEN”
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat bantuan
dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuan, bimbingan
dan dukungan yang telah diberikan kepada:
1. Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, yang telah
memberikan mukjizat serta kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini.
2. Bapak Drs. H. Djumhardjinis, MM, Bc.HK selaku dosen mata kuliah Perilaku
Kewarganegaraan.
3. Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat,
kasih sayang yang melimpah dan doa yang tiada henti untuk mendoakanku menjadi
orang yang sukses dan sabar.
4. Zurhamsyah Dwi Putra yang merupakan teman dekat yang selalu membantuku
5. Teman–teman sekelas yang selalu memacuku untuk belajar dan berusaha.
6. Kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan
yang disebabkan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis.
Oleh karena itu,
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran membangun dari semua pihak.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat bagi
berbagai pihak.
Depok, April 2014
Rizki Anggraeni Faradila
DAFTAR ISI
Halaman
KATA-KATA MUTIARA...................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................... ...........iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.Penegasan mengenai judul.......................................................... 1
1.2.Alasan
pemilihan judul............................................................... 2
1.3.Tujuan
research yang diselenggarakan......................................... 3
1.4.Sistematika
Penulisan................................................................. 3
BAB II. ANALISIS LANDASAN TEORI
2.1.Analisis Hasil-Hasil.................................................................... 4
2.2.Penampilan Anggapan................................................................ 5
2.3.Pernyataan Hipotesis.................................................................. 6
2.4.Hal-hal yang Diharapkan............................................................ 8
BAB III. ANALISIS DAN PENETAPAN METODE YANG DIGUNAKAN
3.1.Sample dan Prosedur Sampling................................................... 9
3.2.Metode dan Prosedur Pengolahan Data......................................... 9
3.3.Metode
dan prosedur penganalisisan data........................................10
BAB IV. PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA
4.1.Uraian Secara Singkat.......................................................................11
4.2.Penyajian Tabel................................................................................11
4.3.Penyajian Grafik...............................................................................15
BAB V. ANALISIS DATA
5.1.Analisis Data Kualitatif....................................................................16
5.2.Kesimpulan Analisis.........................................................................17
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
6.1.Ungkapan Kembali Secara Singkat Tentang Masalah......................18
6.2.Nyatakan Kembali Metode yang digunakan.....................................18
6.3.Utarakan Kembali Penggarapan Masalah.........................................19
6.4.Saran dan Rekomendasi yang Relevan.............................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Penegasan
mengenai judul
Kesenjangan sosial merupakan masalah yang kompleks
yang kerap terjadi dalam masyarakat Indonesia. Kesenjangan dapat terjadi karena
adanya dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Di Indonesia
terjadinya kesenjangan dilihat dari berbagai aspek antara lain: aspek ekonomi, sosial,
politik dan hukum. Kemiskinan merupakan sebab utama terjadinya kesenjangan
sosial di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang tepat dan cepat
baik dari pemerintah maupun masyarakat dalam mengatasi kesenjangan sosial. Pemberantasan
kemiskinan, memaksimalkan pendidikan, dan membuka lapangan kerja adalah
beberapa solusi memberantas kesenjangan sosial di Indonesia.
Dengan banyaknya permasalahan yang terjadi akibat dari
kesenjangan sosial maka peran pemerintah sangat diharapkan untuk dapat
memberantas kesenjangan sosial ini. Pemerintah harus lebih bisa menegakkan hukum
yang berlaku diatas segala-galanya. Pandangan tentang kinerja pemerintah harus
terus ditingkatkan lagi, dan benar-benar memperhatikan kondisi kesenjangan di
lingkungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Partisipasi
masyarakat diperlukan supaya keadilan dan kesejahteraan bisa terwujud. Hal itu
merupakan tanggung jawab kita bersama yang harus dimulai dari diri kita sendiri
untuk bisa peduli dengan sesama.
Pemerintah harusnya lebih
memperhatikan masalah yang seperti ini, pembukaan UUD 45 bahkan telah memberi
amanat kepada pemerintah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
bangsa, harusnya
orang-orang yang berada di pemerintahan lebih serius untuk memikirkan
kepentingan bangsa yang memang sudah menjadi tanggung jawab mereka, tapi dari kasus-kasus
yang sekarang ini tentang para anggota pemerintahan yang melakukan korupsi
dapat menunjukan bahwa tidak sedkit dari mereka masih memikirkan kepentingannya
masing-masing, uang
dan biaya yang seharusnya untuk kemakmuran masyarakat dimakan oleh mereka
sendiri. Kalaupun
pada akhirnya mereka mendapatkan hukuman itu bukanlah “hukuman” yang sebenarnya,
banyak dari mereka masih tetap hidup mewah walaupun mereka dalam kurungan
penjara yang seharusnya membuat mereka jera.
Kemiskian memang bukan hanya menjadi
masalah di Negara Indonesia,
bahkan
Negara majupun masih sibuk mengentaskan masalah yang satu ini. Kemiskinan
memang selayaknya tidak diperdebatkan tetapi diselesaikan. Akan tetapi kami
yakin: “du chocs des opinion jaillit la verite”. “Dengan benturan sebuah opini
maka akan munculah suatu kebenaran”.
Dengan kebenaran maka keadilan ditegakkan, dan apabila keadilan ditegakkan
kesejateraan bukan lagi menjadi sebuah impian akan tetapi akan menjadi sebuah
kenyataan.
Menurut Robert Chambers bahwa inti
kemiskinan terletak pada kondisi yang disebut deprivation trap atau perangkap
kemiskinan. Perangkap itu terdiri dari :
1. Kemiskinan
itu sendiri
2. Kelemahan
fisik
3. Keterasingan
atau kadar isolasi
4. Kerentaan
5. Ketidak berdayaan
1.2.Alasan pemilihan judul
Saya memilih judul ini karena
masalah ini dekat dengan daerah lingkungan saya dan kurang lebih saya
mengetahuinya sudah lama, menganalisis dan mengkajinya pun tidak terlalu sulit.
Saya sangat prihatin dengan kesenjangan kesejahteraan disekitar lingkungan, hal
tersebut memacu saya untuk mencari lebih banyak informasi bagaimana kesenjangan
kesejahteraan ini bisa terjadi, apa penyebab hal tersebut sering terjadi, dan
hal apa yang bisa di lakukan agar kesenjangan kesejahteraan ini dapat di
minimalisasi. Oleh karena ini tugas mata kuliah Perilaku Kewarganegaraan saya mencari topik yang bisa dikaitkan denganmata
kuliah ini.
1.3.Tujuan research yang diselenggarakan
·
Agar pembaca mengetahui kesenjangan
apa yang terjadi disana
·
Agar dapat mengetahui sebab
mengapa terjadi kesenjangan kesejahteraan
·
Agar dapat mengetahui tingkat
kemiskinan di daerah Pandeglang
·
Agar dapat mengetahui Pertumbuhan
kemiskinan di daerah tersebut
·
Agar dapat mengetahui semakin
lemahnya peraturan daerah
·
Agar dapat mengetahui definisi
dari kesenjangan kesejahteraan
1.4.Sistematika Penulisan
Pada bagian
sistematika karya ilmiah ini terdapat 6 Bab dan bagian-bagiannya.
Bab 1 :
Bagian Pendahuluan yang
meliputi, penegasan mengenai judul, alasan pemilihan judul, tujuan research
yang diselenggarakan, sistematika.
Bab 2 :
Bagian Analisis Landasan Teori
yang meliputi, analisis hasil-hasil, penampilan anggapan, pernyataan hipotesis,
hal-hal yang diharapkan.
Bab 3 :
Bagian Analisis dan Penetapan
Metode yang Digunakan yang meliputi, sample; prosedur sampeling, metode dan
prosedur pengolahan data, metode dan prosedur penganalisisan data.
Bab 4 :
Bagian Pengumpulan dan
Penyajian Data yang meliputi, uraian secara singkat.
Bab 5 :
Bagian Analisis Data yang
meliputi, analisis statistik, analisis kualitatif, analisis kuantitatif,
analisis komparatif, kesimpulan analisis.
Bab 6 :
Bagian Kesimpulan dan Saran
yang meliputi, ungkapan kembali secara singkat tentang masalah, nyatakan
kembali metode yang digunakan, umgkapan kembali pernyataan masalah, saran dan
rekomendasi yang relevan.
BAB II
Analisis Landasan Teori
2.1 Analisis Hasil-Hasil
Sangat
memperihatinkan dunia Perekonomian di Indonesia. Menurut data statistik tingkat
keiskinan di Indonesia setiap tahun semakin bertambah. Hal ini tidak selalu
menjadi salah Pemerintah pusat, tata pemerintahan daerah pun patut menjadi
sorotan. Karena tak sedikit pernyataan tentang berapa anggaran yang pemerintah
gelontorkan untuk daerah Pandeglang tapi anggaran ternyata anggaran tersebut
tak sampai kepada warga miskin dan yang membutuhkan.
Kesenjangan sosial dapat disebabkan oleh adanya
faktor-faktor penghambat, sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk
memanfaatkan akses atau kesempatan-kesempatan yang tersedia. Secara teoritis
sekurang-kurangnya ada dua faktor yang menghambat, yaitu:
1)
Faktor
Internal
Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang,
yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia karena tingkat
pendidikan/keterampilan atau kesehatan rendah atau ada hambatan budaya (budaya
kemiskinan). Kesenjangan sosial dapat muncul sebagai akibat dari nilai-nilai
kebudayaan yang dianut oleh sekelompok orang itu sendiri. Akibatnya,
nilai-nilai luas, seperti apatis, cenderung menyerah pada nasib, tidak
mempunyai daya juang, dan tidak mempunyai orientasi kehidupan masa depan. Dalam
penjelasan Lewis pada tahun 1969, kesenjangan sosial tipe ini muncul karena
masyarakat itu terkungkung dalam kebudayaan kemiskinan.
2)
Faktor
Eksternal
Faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan
seseorang, hal ini dapat terjadi karena birokrasi atau ada peraturan-peraturan
resmi (kebijakan), sehingga dapat membatasi atau memperkecil akses seseorang
untuk memanfaatkan kesempatan dan
peluang yang tersedia. Kesenjangan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat
disebabkan oleh adanya perbedaan yang mencolok antara satu individu dengan
individu yang lain, atau antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok
masyarakat lain.
Perbedaan itu antara lain misalnya antara si kaya dan si
miskin atau antara si pintar dan si bodoh. Yang mana perbedaan itu kelihatan
mencolok dan menimbulkan masalah dalam penanganannya.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengertian daripada kesenjangan sosial adalah jarak yang terjadi ditengah-tengah masyarakat disebabkan oleh perbedaan
status sosial, maupun status ekonomi yang ada ditengah-tengah masyarakat
(Pendidikan).
2.2 Penampilan
Anggapan
1.
Undang-undang
Republik Indonesia No.39 Tahun 1939 Tentang Hak Azasi Manusia di kutip dari
buku PENDIDIKAN PANCASILA, DEMOKRASI DAN HAK AZASI MANUSIA, Bagian Ketujuh Hak
Atas Kesejahteraan
Pasal 36
(1) Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri
maupun bersama-sama dengan orang lain demi pengembangan dirinya, keluarga,
bangsa, dan masyarakat dengan cara yang tidak melanggar hukum.
(2) Tidak seorangpun boleh dirampas miliknya dengan
sewenang-wenang dan secara melawan hukum.
(3) Hak milik mempunya fungsi social.
2.
Menurut para
ahli kesenjangan di sebabkan karena dua faktor yaitu eksternal dan internal.
3.
Pemerintah
seharusnya lebih memperhatikan kesenjangan kesejahteraan yang ada di Indonesia
ini.
4.
Banyak hal-hal
yang melatar belakangi tingginya kesenjangan kesejahteraan di Indonesia.
5.
Sikap masyarakat
yang lebih berada secara materil yang tidak peduli dengan sesamanya yang status
sosialnya lebih rendah dari mereka.
6.
Masyarakat yang
kurang mampu seharusnya berjuang untuk mendapatkan hidup yang layak.
2.3 Pernyataan
Hipotesis
Beberapa penyebab terjadinya
kesenjangan sosial dapat ditinjau dari beberapa aspek, antara lain:
a. Aspek Ekonomi
Kesenjangan sosial sangat erat
hubungannya dengan aspek ekonomi. Kemiskinan menjadi salah satu faktor yang
mendominasi terjadinya kesenjangan sosial. Kemiskinan merupakan penyebab utama
terjadinya kesenjangan sosial. Banyak orang menganngap bahwa
kemiskinan merupakan suratan takdir yang disebabkan oleh sifat malas, tidak
kreatif dan etos kerja rendah. Pada dasarnya inti kemiskinan itu
terletak pada kondisi yang disebut perangkap kemiskinan, yang terdiri dari: kemiskinan itu
sendiri, kelemahan fisik, keterasingan atau kadar isolasi, kerentaaan,
ketidakberdayaan. Sedangkan beberapa ciri budaya kemiskinan antara lain seperti:
fatalisme, rendahnya tingkat aspirasi, rendahanya kemauan mengejar
sasaran,kurang melihat kemajuan pribadi, perasaan ketidakberdayaan atau ketidakmampuan, perasaan untuk
selalau gagal, perasaaan menilai diri sendiri negatif, pilihan sebagai posisi
pekerja kasar, tingkat kompronis yang menyedihkan. Selain kemiskinan penyebab
kesenjangan sosial yang terjadi dari aspek ekonomi adalah kurangnya lapangan
pekerjaaan. Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar
dalam perekonomian masyarakat, sedangkan perekonomian menjadi faktor terjadinya
kesenjangan sosial. Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia menjadikan
pengangguran yang sangat besar di Indonesia dan menyebabkan perekonomian
masyarakat bawah semakin rapuh. Salah satu karakteristik tenaga kerja di
Indonesia adalah laju pertumbuhan tenaga kerja lebih tinggi ketimbang laju
pertumbuhan lapangan kerja. Berbeda dengan negara-negara di Eropa dan Amerika,
dimana lapangan pekerjaan masih berlebih. Adapun faktor-faktor penyebab
pengangguran itu sendiri antara lain seperti:
a)
Kurangnya sumber daya manusia pencipta lapangan kerja
b)
Kelebihan penduduk/pencari kerja
c)
Kurangnya jalinan komunikasi antara si pencari kerja
dengan pengusaha
d)
Kurangnya pendidikan untuk pewirausaha
b. Aspek Sosial
Perbedaan status sosial dalam masyarakat dapat menjadi
alasan mengapa kesenjangan sosial itu terjadi di Indonesia. Status sosial itiu muncul karena
adanya stratifikasi dalam masyarakat. Hal itu dapat kita saksikan dalam
kehidupan sehari-hari misalnya kedudukan antara majikan dan pembantu, banyak
orang menganggap bahwa pembantu mempunyai kedudukan yang rendah daripada
majikan, kedudukan antara kuli dan mandor, kedudukan antara sarjana dengan
lulusan SMA, dsb.
c. Aspek Politik dan Hukum
Negara Indonesia adalah Negara
demokrasi yang harus memandang warganya memiliki hak dan kewajiban secara
politik serta perlakuan sama di muka hukum. Kebijakan politik ekonomi
pemerintah yang cenderung KKN dan mendukung konglomerasi ekonomi, sudah pasti
menghasilkan ketidakmerataan pengelolaan sumber daya alam yang ada sehingga
berdampak pada munculnya kemiskinan.
Secara hukum, setiap warga negara
memiliki perlakuan yang sama di mata hukum. Tapi masih banyak aparat pemerintah
penegak hukum yang tidak mau mendengarkan jeritan rakyat kecil atau miskin.
Salah satu contohnya adalah diskriminasi tahanan kasus pidana antara orang kaya
dan orang miskin. Seorang kaya yang terlibat kasus korupsi mendapatkan
fasilitas mewah bagai tinggal di hotel. Sementara seorang miskin yang terlibat
kasus kasus pidana kecil saja, seperti mencuri sebuah melon atau dua biji
kakau, mereka diperas dan diperlakukan semena-mena oleh aparat penegak hukum.
Bahkan dengan masih tingginya kemiskinan di Indonesia saat ini, masih banyak
pemimpin kita yang tega melakukan korupsi, padahal di sisi lain masih banyak
orang miskin yang membutuhkan uang dari pada mereka.
2.4 Hal-hal
yang Diharapkan
Kesenjangan
kesejahteraan merupakan masalah serius Negara Indonesia, peran pemerintah
sangat di perlukan untuk penanganan masalah ini. Agar Indonesia bisa lebih
menjadi Negara berkembang dengan tingkat kemiskinan yang rendah andaikan bisa
menjadi tidak ada.
Perlu pemimpin
yang sangat tegas dan bijaksana agar bisa mengatur pemerintahan yang adil dan
jujur. Sehingga di Negara ini tidak ada lagi yang namanya kesenjangan
kesejahteraan, yang kaya makin kaya dan Miskin makin miskin karena tidak adanya
control dari pemerintah.
BAB III
Analisis dan Penetapan Metode yang Digunakan
3.1.
Sample dan Prosedur Sampling
Sampel merupakan
bagian dari populasi yang ingin diteliti, dipandang sebagai suatu pendugaan
terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Teknik yang digunakan
peneliti dalam karya ilmiah ini yaitu menggunakan teknik random Sampling yaitu
pengambilan sampel secara acak sesuai dengan persyaratan sampel yang
diperlukan. Karena itu, penulis menetapkan bahwa sampel yang akan dipilih yaitu
warga daerah Pandeglang itu sendiri.
Hal ini
dikarenakan asumsi peneliti bahwa sampel tersebut merupakan subyek penelitian
yang merasakan dampak dari ketidaknyamanan dari masalah kesenjangan
kesejahteraan ini. Sedangkan dalam memilih informan sebagai sampel, penulis
menggunakan teknik wawancara kepada warga sekitar. Dan mencari data survey yang
telah ada dalam internet.
3.2.
Metode dan Prosedur Pengolahan Data
Adapun metode
pengumpulan data dilakukan studi lapangan dengan cara melakukan wawancara. Studi
lapangan dilakukan di desa Dukuh Handap Kec. Cimanggu, Pandeglang, Banten. Pada pukul 10.00-12.00 WIB. Penulis memilih teknik pengolahan data
deskriptif.
Berdasarkan cara
dan taraf pembahasan masalah yang diungkapkan penulis yaitu menggunakan
penelitian deskriptif yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau
keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada walaupun
kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis.
Penulis juga
mencari berbagai referensi yang bersumber dari internet mengenai letak
geografis desa tersebut dan tingkat kemiskinan daerah tersebut, untuk
melengkapi data-data pengamatan yang ada. Hasil dari pengolahan data disajikan
dalam bentuk isi wawancara dan grafik tingkat kemiskinan di daerah Pandeglang
Banten
3.3.Metode dan prosedur
penganalisisan data
Pada bagian ini, penulis menggunakan penganalisisan data dengan metode
penelitian kualitatif dengan melakukan teknik wawancara dan data survey. Wawancara
adalah suatu cara mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung
kepada seorang informan atau autoritas atau seorang ahli yang berwenang dalam
suatu masalah.
Berdasarkan hasil wawancara, untuk menganalisis data tersebut ada
beberapa tahapan yang perlu dilakukan yaitu pengumpulan data, penyajian data, kemudian
penyimpulan dari data-data. Analisis dilakukan dengan metode analisis
kualitatif dari tabel yang sudah dibuat pada bagian bab IV.
BAB IV
Pengumpulan dan Penyajian Data
4.1.Uraian
Secara Singkat
Pada Bab III
sebelumnya penulis sudah menguraikan bagaimana data diolah, dan dianalisis. Adapun
pada bab IV ini penulis akan membahas bagaimana prosedur pengumpulan data
beserta cara penyajiannya. Dalam prosedur pengumpulan data, sudah dijelakan
pada BAB III yaitu dengan wawancara dan beberapa artikel internet. Sehingga
menghasilkan data primer dan data sekunder.
Data primer
didapat dari hasil wawancara studi lapangan. Dalam pengambilan data primer,
penulis melakukan studi lapangan langsung ke desa cimanggu, Pandeglang Banten.
Data sekunder didapat dari beberapa halaman internet atau blog yang memposting
tentang kehidupan mewah Gubernur Banten yaitu Ratu Atut Chosiyah. Data-data
tersebut dikumpulkan sehingga dapat menghasilkan suatu informasi dan
fakta-fakta.
Dalam penyajian
data penulis memilih metode Wawancara Riset
Suatu wawancara yang berperan sebagai metode untuk melengkapi atau menyempurnakan data penelitian.
Suatu wawancara yang berperan sebagai metode untuk melengkapi atau menyempurnakan data penelitian.
4.2.Penyajian
Tabel
Sudah dijelaskan
sebelumnya, di dalam pengumpulan data penulis memilih metode wawancara.
Terdapat 1 responden yaitu Kepala Desa Dukuh Handap Cimanggu, Pandeglang
Banten. Dalam mencari data penulis akan bertanya kepada reponden. Dan untuk
penyajian data selanjutnya di ambil dari data survey yang bersumber dari berita
di internet.
HASIL WAWANCARA
NO
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
1.
|
BAGAIMANA
PENDAPAT ANDA TENTANG DESA INI?
|
Menurut saya, desa
ini sangat kaya. Karena 8 Km dari desa
ini ada penggalian emas milik PT. ANTAM yang pendapatannya menyumbang ke Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Banten 2013 sangat tinggi, yaitu mencapai Rp
6.878.071.982.000. Namun, anggaran besar
itu tak dibarengi dengan pengurangan angka kemiskinan.
|
2.
|
APA SAJA YANG MENJADI KENDALA UNTUK DESA INI?
|
Kendala-kendala
kami yaitu akses jalan masuk-keluar desa yang rusak. Desa Dukuh Handap ini juga hanya berjarak sekitar 20 Km dari PLTU
Labuan sebagai salah satu penghasil listrik di Pulau Jawa. Namun jalan menuju
kampung kami menjadi gelap
gulita bila waktu Maghrib telah tiba. Desa kami ini bukan lagi desa
tertinggal, tapi desa yang ditinggalkan
|
3.
|
BAGAIMANA AKSES JALAN UNTUK KE DESA TETANGGA ATAUPUN
KELUAR DESA INI?
|
Daerah kami masih terisolir karena akses jalan yang rusak parah. Jalannya tanah merah dan cadas yang kami urug dengan
bebatuan. Kalau hujan sangat licin.
Tidak bisa dicapai oleh kendaraan roda empat hanya bisa dengan sepeda motor
jenis tertentu.
|
4.
|
APA SAJA FASILITAS INFRASTRUKTUR YANG TELAH DI
BERIKAN PEMERINTAH UNTUK DESA INI?
|
Kami rasa
fasilitas-fasilitas dari pemerintah tersebut belum ada untuk desa
kami.Karenadesa kami masih sulit untuk di jangkau.
|
5.
|
APA YANG DESA INI HARAPKAN UNTUK KE DEPANNYA?
|
Kami berharap Pemerintah dapat turun tangan membantu
desa yang terisolir seperti desa kami.
|
HASIL DATA
Nama lengkap Ratu
Atut Chosiyah. Tempat lahir Serang, Banten. Hari Rabu,
16 Mei 1962. Ratu Atut Chosiyah, SE. adalah
Gubernur wanita pertama di Indonesia. Ia maju bersama Djoko Munandar dalam
pemilihan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten periode 2002-2007. Dalam pemilihan di DPRD Banten, Ratu
Atut dan Djoko menang. Mereka dilantik pada 11 Januari 2002. Atut menjadi wakil
gubernur Banten. Namun pada tahun 2006, Djoko terjerat kasus korupsi. Ia
dicopot dari jabatannya, dan Ratu Atut ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas
Gubernur Banten.
Harta Kekayaan :
Gubernur
Banten Ratu Atut Chosiyah tercatat di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara (LHKPN) KPK melapor pada Oktober 2006. Kala itu, dia masih jadi wakil
gubernur Banten. Hartanya berjumlah total Rp 41,93 miliar, meningkat dari
laporan sebelumnya pada Oktober 2002 yang bernilai Rp 30,63 miliar. Tak ada laporan terkini di LHKPN
soal harta Atut. Namun saat maju jadi gubernur Banten 2011 lalu, Atut sempat
menyampaikan kekayaannya ke KPUD Banten. Diketahui harta Atut pada tahun 2011
adalah Rp 37,73 miliar. Perinciannya, harta tidak bergerak Rp 14,96 miliar,
alat transpotasi dan mesin lainnya Rp 3,93 miliar, harga bergerak lainnya Rp
8,22 miliar, surat berharga Rp 7,8 miliar, giro dan setara kas Rp 2,76 miliar. Jumlah total kekayaan Atut mengalami
penurunan sebanyak Rp 4,2 miliar jika dibandingkan pada Oktober 2006.
Banyak Tanah dan Mobil Mewah :
Dalam
laporan kekayaannya, Atut memiliki banyak tanah dan mobil. Sedikitnya ada 122 item tanah dan
bangunan yang masuk dalam laporan. Di antaranya berada di Serang, Bandung,
Cirebon, Jakarta Barat. Nilainya mencapai Rp 19 miliar. Lalu, ada juga sejumlah kendaraan
yang dilaporkan. Di antaranya tergolong mewah yakni Mercedes-Benz senilai Rp
1,05 miliar, Mercedes-Benz senilai Rp 500 juta dan Lexus senilai Rp 1,1 miliar.
Belanja Kartu Kredit Miliaran :
Dalam
catatan Pusat Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Gubernur Banten Ratu Atut
Chosiyah sering membeli barang mewah. Bahkan dalam satu transaksi ada yang
mencapai angka miliaran rupiah dan ratusan juta rupiah. Transaksi Atut terekam dalam catatan
PPATK. Informasi yang diperoleh, Atut bepergian ke beberapa kota di luar negeri
dan membeli barang mewah. Orang nomor satu di Banten ini belanja mulai dari
Tokyo hingga Singapura. Semua dengan kartu kredit. "Ada tas Hermes yang harganya
sampai Rp 500 juta," bisik penegak hukum. Pembayaran kartu kredit itu kabarnya
juga tak lewat kantong Atut. Ada perusahaan-perusahaan yang membayar tagihan-tagihan itu. Saat dikonfirmasi, Atut tak
membantah. "Jadi begini, kalau kerja kan mesti berpakaian. Masak
telanjang," kata Atut enteng.
Data dalam artkel lain pun menunjukkan beliau pernah membeli tas kenamaan Hermes di ibu kota Jepang itu pada Februari 2012.
Memang bukan yang berharga Rp 1 miliar, cuma Rp 450 juta, tapi tetap saja
seharga 6.000 tas anak sekolah. Dan banyak lagi data-data yang menyebutkan Ratu Atut
Chosiyah gemar membeli barang-barang mewah dan belum jelas uang yang di belikan
untuk barang tersebut berasal dari mana.
4.3.Penyajian
Grafik
Pada bagian
penyajian grafik ini, penulis menambahkan informasi bagaimana gambaran perkembangan
kemiskinan di Provinsi Banten selama periode 2008-2013, secara absolut terjadi
penurunan, jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) sebanyak 656 ribu jiwa
atau menurun sebanyak 160,45 ribu jiwa. Sementara untuk persentase kemiskinan
tahun 2013 sebesar 5,74 persen atau menurun sebesar 2,41 persen, tingkat
kemiskinan Banten tergolong rendah dibandingkan tingkat kemiskinan nasional.
Gambar
15:
Perkembangan
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Banten Tahun 2008-2013
Perkembangan
Persentase Kemiskinan Provinsi Banten terhadap Pulau dan
Nasional (%)
Tahun 2008-2013
25,00
|
816,70
|
788
|
758
|
900,00
|
||||
800,00
|
||||||||
690
|
||||||||
15,42
|
653
|
656
|
||||||
20,00
|
700,00
|
|||||||
14,15
|
||||||||
13,33
|
||||||||
12,49
|
600,00
|
|||||||
15,00
|
||||||||
11,67
|
11,37
|
500,00
|
||||||
%
|
||||||||
8,15
|
400,00
|
|||||||
10,00
|
7,64
|
7,16
|
6,32
|
|||||
5,71
|
5,74
|
300,00
|
||||||
5,00
|
200,00
|
|||||||
100,00
|
||||||||
-
|
-
|
|||||||
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
|||
Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa)
|
NASIONAL
|
Banten
|
BAB V
Analisis Data
5.1 Analisis Data Kualitatif
Kesenjangan
kesejahteraan di Provinsi Banten sudah bisa terlihat sejak lama. Dinasti Atut
yang biasa sekarang di panggil itu berdiri sejak
tahun 2002, Atut menjadi Wakil
Gubernur mendampingi Djoko Munandar. Lalu, pada 2006, Djoko dipidana karena
korupsi, Atut kemudian naik menjadi Gubernur. Di tahun 2007 dalam Pilkada
langsung di Banten, Atut terpilih menjadi Gubernur. Pada
2012 Atut terpilih lagi sampai sekarang. Semenjak tahun 2007 itu Ratu Atut Chosiyah memiliki andil
yang besar untuk menguasai Banten. Dinasti Atut merupakan 8 anggota keluarga Atut yang menduduki kursi jabatan strategis di Provinsi
Banten. Ratu Atut terakhir kali
melaporkan kekayaannya pada 6 Oktober 2006 yang tercantum dalam Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK. Laporan saat itu menunjukkan total
kekayaan Atut sebesar Rp 41,93 miliar. Tak ada laporan terkini di LHKPN
soal harta Atut. Namun saat maju jadi gubernur Banten 2011 lalu, Atut sempat
menyampaikan kekayaannya ke KPUD Banten. Mengintip Gaya Hidup Gubernur
pertama perempuan di Indonesia itu sungguh fantastis untuk sesoorang
penyelenggara Negara. Beliau bisa menghabiskan Rp.500.000.000 hanya untuk
membeli 1 tas saja. Ratu Atut chosiyah pun tercatat hamper setiap bulan
jalan-jalan keliling dunia untuk berbelanja barang-barang mewah. Keadaan ini sungguh
berbanding terbalik dengan keadaan yang berada di kampung dukuh handap, Cimanngu
Pandeglang. Akses jalan yang rusak, tidak ada penerangan cahaya atau listrik
bahkan mereka hingga saat ini masih terisolir dengan dunia luar. Bahkan ujar
Kepala Desa setempat “Desa
kami ini bukan lagi desa tertinggal, tapi desa yang ditinggalkan”. Begitu miris
mendengarnya, inilah contoh kesenjangan yang terjadi di Provinsi Banten.
5.2.Kesimpulan
Analisis
Ironisnya,
di tengah kekayaan yang sangat luar biasa Dinasti Atut, Banten masih terpuruk sebagai provinsi dengan
tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia. Malah dari penilaian BPS, Provinsi Banten termasuk 8 provinsi yang angka
kemiskinannya meningkat (data per Maret 2013). Selain itu, dari tingkat
kesejahteraan yang dibuat penilaiannya oleh Kemendagri untuk 7 provinsi hasil
pemekaran (2013), ternyata Banten terburuk kedua, setelah Papua Barat. Di sinilah peran
pemerintah sangat di nantikan untuk penyelesaian kesenjangan kesejahteraan yang
terjadi ini.
BAB VI
Kesimpulan dan Saran-Saran
6.1.Ungkapan
Kembali Secara Singkat Tentang Masalah
Setiap tahunnya
tingkat kemiskinan di Provinsi Banten memang semakin menurun walaupun
perubahannya tidak secara signifikan seperti pada grafik di atas. Tetapi masih
banyak warga miskin dan daerah-daerah yang terisolir membutuhkan uluran tangan
dari pemerintah pusat khususnya. Agara bisa hidup lebih baik.
Banten adalah
sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia.
Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat,
namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang. Banten juga merupakan Provinsi yang tingkat
kesenjangannya masih tinggi.
6.2.Nyatakan
Kembali Metode yang digunakan
Di dalam
penulisan karya ilmiah ini, secara singkat penulis akan menjelaskan kembali
metode-metode yang dipakai atau yang digunakan, yang sebelumnya sudah dibahas
didalam bab III, IV dan V. Ada beberapa metode yang disesuaikan dengan
tahap-tahapnya yaitu mulai dari pengambilan sampling, pengumpuan data, pengolahan data, penyajian
data, serta analisis data.
Dalam tahap
pengambilan sampling, penulis memakai metode menunjuk langsung, sedangkan
ditahap pengumpulan data penulis menggunakan cara penyebaran wawancara. Data
wawancara yang sudah terkumpul lalu diolah kedalam bentuk tabulasi data.
Pada data yang
sudah diolah, penulis memilih metode penyajian data dalam bentuk tabel dan
grafik. Penyajian data bertujuan menunjukkan perkembangan suatu keadaan dan
mengadakan perbandingan pada suatu waktu. Lalu tahapan terkahir yaitu analisis
data yang menggunakan metode analisis kualitatif.
6.3.Utarakan
Kembali Penggarapan Masalah
Dalam penulisan
karya ilmiah ini penulis dalam menggarap masalah yaitu dengan membandingkan
masalah satu dengan masalah yang lain. Sehingga membentuk suatu penyelesaian
atau suatu pemecahan masalah yang baru.
6.4.Saran dan
Rekomendasi yang Relevan
Faktor-faktor negatif yang mendukung kesenjangan
kesejahteraan dapat terjadi. Faktor dari dalam diri pun penting untuk
mengontrol semua tindakan yang akan kita ambil. Sehingga kita dapat
mempersempit jurang pemisah antara Si kaya dan Si miskin.
Oleh karena kesadaran setiap pribadi terlebih para intelek
dan orang-orang berpendidikan yang mengerti atas norma kesopanan dan
memperlakukan orang dengan baik sehingga tidak ada pemisah untuk antar pribadi
karena status sosialnya.
Dengan memberi peluang dan kesempatan pada daerah-daerah yang
tertinggal dan terisolir itu untuk lebih baik. Sehingga daerah tersebut menjadi
daerah yang maju dan berkembang. Agar kesenjangan kesejahteraan itu dapat
hilang dan tidak menjadi budaya di Negara Indonesia lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
DRS.H. DJUMHARDJINIS, MM, Bc.HK, (2012) Pendidikan Pancasila, Demokrasi, dan Hak
Azasi Manusia. Penerbit Sendiri Widya Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar