BAB
I
PENALARAN
Penalaran merupakan
suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan
sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan mengemukakannya kepada orang
lain.
Kegiatan penalaran dapat bersifat ilmiah dan non
ilmiah. Dari prosesnya, penalaran dapat dibedakan sebagai penalaran
induktif dan deduktif.
·
Penalaran Induktif
Penalaran
induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
·
Penalaran Deduktif
Penalaran
deduktif adalah proses penalaran
untuk menarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku
khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang
bersifat
umum.
PROPOSISI
Suatu proses berfikir
yang berusaha menghubungkan fakta yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan. Proposisi dapat dibatasi sebagai pernyataan
yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena
kesalahan yang terkandung di dalamnya.
Proposisi adalah istilah yang di gunakan untuk kalimat
pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Proposisi memiliki 3 unsur yaitu
:
1. Subyek,
perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang, benda, tempat.
2. Predikat,
adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek.
3. Kopula,
adalah kata yang menghubungkan subjek.
CONTOH :
- Semua
manusia akan mati pada suatu waktu.
- Beberapa orang Indonesia mempunyai
kekayaan yang berlimpah.
- Kota Bandung hancur dalam perang dunia
kedua karena bom atom.
- Semua gajah telah punah tahun 1980.
•
Catt: kedua kalimat pertama dapat
dibuktikan kebenarannya. Kedua kalimat terakhir dapat ditolak karena
kebenarannya tidak sesuai dengan fakta/tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
INFERENSI DAN IMPLIKASI
- Inferensi
(infere) : menarik kesimpulan.
Ø proses
untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui.
- Implikasi
(implicare) : melibat / merangkum.
Ø rangkuman, sesuatu yang dianggap ada karena sudah di
rangkum dalam fakta/ evidensi itu sendiri.
EVIDENSI
•
Semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan
untuk membuktikan adanya sesuatu.
•
Evidensi merupakan hasil pengukuan dan
pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatau fenomena.
•
Wujud Evidensi
evidensi
berbentuk data & informasi (keterangan yang diproleh dari sumber tertentu).
CARA MENGUJI DATA
•
Data dan informasi yang digunakan dalam
penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian
melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap
digunakan sebagai evidensi.
•
Dibawah ini beberapa cara yang dapat
digunakan untuk pengujian data:
1. Observasi à mengamati secara langsung sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut
2. Kesaksian
3. Autoritas
1. Observasi à mengamati secara langsung sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut
2. Kesaksian
3. Autoritas
CARA
MENGUJI FAKTA
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil. Apakah itu dalam bentuk Konsistensi atau Koherensi.
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil. Apakah itu dalam bentuk Konsistensi atau Koherensi.
BAB
II
SILOGISME
DAN ENTIMEN
DEFINISI SILOGISME
•
Bentuk Penalaran dengan cara
menghubung-hubungkan dua pernyataan yang berlainan untuk dapat ditarik
simpulannya.
•
Silogisme termasuk dalam penalaran
deduktif. Deduktif merupakan salah satu teknik untuk mengambil simpulan dalam
sebuah karangan.
JENIS-JENIS SILOGISME
·
Silogisme Kategorial
Silogisme ini merupakan silogisme dimana semua
proporsinya merupakan katagorial. Kemudian proporsisi yang mengandung silogisme
disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor
(premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya
menjadi subjek).
Contoh
:
- semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)
- koala adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis khusus)
- koala pasti akan mati (konklusi/kesimpulan)
- semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)
- koala adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis khusus)
- koala pasti akan mati (konklusi/kesimpulan)
·
Silogisme hipotesis
Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu
adalah suatu argumen/pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik,
sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Contoh
:
- Apabila lapar saya makan roti (mayor)
- Sekarang lapar (minor)
- Saya lapar makan roti (konklusi)
- Apabila lapar saya makan roti (mayor)
- Sekarang lapar (minor)
- Saya lapar makan roti (konklusi)
•
Silogisme alternatif
silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan
salah satu alternatifnya.
Contoh
:
- Dimas tinggal di bogor atau surabaya
- Dimas tinggal di surabaya
- Jadi, dimas tidak tinggal di bogor
- Dimas tinggal di bogor atau surabaya
- Dimas tinggal di surabaya
- Jadi, dimas tidak tinggal di bogor
UNSUR-UNSUR YANG TERDAPAT DALAM
SILOGISME
- Premis
Umum (Premis Mayor) à menyatakan
bahwa semua anggota golongan tertentu (A) memiliki sifat atau hal yang
tersebut pada (B)
- Premis
Khusus (Premis Minor) à
menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (C) adalah anggota golongan
tertentu (A)
- Simpulan:
menyatakan bahwa sesuatu atau seseoarng itu (C) memiliki sifat atau hal
yang tersebut pada B
SILOGISME KATEGORIAL (GOLONNGAN)
•
Silogisme kategorial adalah salah satu
premis merupakan anggota premis yang lain.
•
Rumus:
PU:
Semua A=B
PK:
Semua C=A
S : Semua C=B
CONTOH
PU :
Semua profesor pandai
PK : Pak
Habibi adalah profesor
S :
Pak Habibi Pandai
Pernyataan di atas dapat dianalisis sebagai berikut
PU :
Semua profesor (A) pandai (B)
PK : Pak
Habibi (C) adalah profesor (A)
S :
Pak Habibi (C) pandai (B)
ctt : kata “semua” dapat tidak disebutkan
atau dapat juga diganti dengan kata “setiap” atau “tiap-tiap”
SILOGISME
NEGATIF
•
Ciri silogisme negatif yaitu ada kata
bukan atau tidak
•
Contoh:
PU:
Siswa yang baik selalu mengerjakan pekerjaan rumah
PK:
Asep Bukan Siswa yang baik
S : Asep tidak mengerjakan pekerjaan rumah
SILOGISME
HIPOTESIS
•
Silogisme hipotetis adalah silogisme
yang memiliki premis mayor berupa proposisi hipotetis (jika), sementara premis
minor dan kesimpulannya berupa proposisi kategoris.
•
Contoh:
PU:
Jika hari ini tidak hujan, saya datang ke rumahmu
PK:
Hari ini ujan
S : Saya tidak datang ke rumahmu
SILOGISME
ALTERNATIF
•
Silogisme alternatif adalah silogisme
yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
•
Proposisi alternatif yaitu bila premis
minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak
alternatif yang lain.
•
Contoh
PU: Boim berada di Bandung atau Bogor
PU: Boim berada di Bandung atau Bogor
PK:
Boim berada di Bandung
K : Boim tidak berada di Bogor
ENTIMEN
•
Suatu silogisme yang tidak mempunyai
premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum, yang
dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
•
Rumus:
C=B
karena C=A
CONTOH
PU: Semua siswa SMAN 1 Indramayu masuk di
universitas favorit yang mereka impikan.
(Semua A=B)
PK:
Boim Siswa SMAN 1 Indramayu (C=A)
K : Boim masuk universitas favorit (C=B)
Bentuk Entimennya:
Boim masuk universitas favorit yang
ia impikan karena ia siswa SMAN 1
Indramayu. (C=B Karena C=A)
LATIHAN
1.
Tentukan PK
PU:
Setiap pemilik kendaraan bermotor wajib membayar pajak
PK: Pak Lurah memiliki kendaraan bermotor
S : Pak Lurah wajib membayar pajak
2. Tentukan
PU
PU : Semua binatang menyusui melahirkan
anaknya
PK : Ikan Paus termasuk binatang menyusui
S : jadi, ikan paus melahirkan anaknya
3. Buatlah
contoh kalimat silogisme hipotesis,
selogisme alternatif dan Entimen
Contoh
kalimat silogisme hipotesis :
PU:
Jika hari ini panas, saya akan menjemur baju
PK:
Hari ini panas
S : Saya akan menjemur baju
Contoh kalimat silogisme alternative :
PU: Indra tinggal di
Bekasi atau Bandung
PK:
Indra tinggal di Bekasi
K : Indra tidak tinggal di Bandung
Contoh
Entimen :
PU: Semua siswa SMAN 10
Depok lulus dengan nilai terbaik. (Semua A=B)
PK:
Bianca Siswa SMAN 10 Depok (C=A)
K : Bianca lulus dengan nilai terbaik (C=B)
BAB III
PARAGRAF INDUKTIF
PENALARAN
INDUKTIF
Menurut Shurter dan Pierce (dalam Shofiah, 2007: 14)
penalaran induktif adalah cara menarik kesimpulan yang bersifat umum dari
kasus-kasus yang bersifat khusus. Aspek dari penalaran induktif dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu pargaraf generalisasi, analogi dan kausal.
DEFINISI
GENERALISASI
•
Proses
penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat
tertentu mengenai semua atau sebagaian dari gejala serupa.
•
Dari
sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati ditarik kesimpulan umum tentang
sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu.
•
Di
dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan
dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan sebagainya yang
merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan lebih lanjut.
•
Contoh:
•
Murid
laki-laki itu pergi ke sekolah, dia memakai seragam sekolah.
•
Murid
perempuan itu pergi ke sekolah, dia memakai seragam sekolah.
•
Generalisasi
: Semua murid yang pergi ke sekolah
memakai seragam sekolah.
JENIS-JENIS
GENERALISASI
- Generalisasi dengan loncatan induktif.
Generalisasi dengan loncatan Induktif adalah generalisasi dimana kesimpulan
diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua
fenomena yang belum diselidiki.
Contoh :
- Hampir seluruh remaja di Indonesia sudah menggunakan
handphone Blackberry.
Generalisasi tanpa loncatan induktif
Generalisasi tanpa loncatan induktif adalah generalisasi dimana seluruh
fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh : sensus penduduk.
DEFINISI
ANALOGI
•
Analogi
adalah penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang banyak mengandung
persamaan. Dengan kesamaan tersebut dapatlah ditarik kesimpulannya.
CONTOH
PARAGRAF ANALOGI
•
Kalau
anda gemar tanaman hias, tentu anda mengenal dengan baik cara menanam dan
merawatnya dalam taman. Pada dasarnya, proses merawat taman sama denga proses
merawat anak dalam keluarga. Keduanya sama-sama memerlukan ketrampilan dan
perhatian khusus. Pada tanaman, diperlukan keterampilan mengolah tanah dan memberi
pupuk, seperti memberi perhatian khusus, yaitu menyirami tepat waktu agar kelak
memberi hasil yang memuaskan. Begitu pula dengan merawat anak. Pada anak,
diperlukan kemampuan memberi makanan yang bergizi, pembentukan kepribadian,
serta perhatian khusus, yaitu memberi kasih sayang agar kelak anak tumbuh
dengan sehat, cerdas, dan bermoral baik.
JENIS-JENIS
ANALOGI
- Analogi induktif.
Analogi induktif,
yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena,
kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi
juga pada fenomena kedua.
Contoh:
Nindy terpaksa dicutikan dari Universitas Gunadarma
karena terlambat mengisi KRS. Tria juga akan di cutikan dari Universitas
Gunadarma jika dia terlambat mengisi KRS.
2. Analogi deklaratif.
Analogi deklaratif
merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal
atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal.
Contoh :
Metode pengajaran
yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya haruslah memiliki waktu yang
efektif. Pemberian materi kepada mahasiswa sebaiknya sesuai dengan kapasitas
mahasiswa sejauh mana mahasiswa dapat menampung materi yang diberikan. Sama
halnya dengan ember yang terus menerus diisi air, pada akhirnya akan tumpah
juga jika terus menerus diisi dengan air.
KAUSALITAS
(SEBAB-AKIBAT)
•
Proses
penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
•
Hubungan
kausal ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
- Sebab – Akibat à Sebab – akibat ini berpola A menyebabkan B.
- Akibat – Sebab à Akibat – sebab ini berpola Akibat dari B
- Sebab-akibat 1 akibat 2 à suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian
akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat
kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.
CONTOH
PARAGRAF SEBAB-AKIBAT
•
Harga
beras dan kebutuhan pokok lainnya melonjak tinggi. Kenaikan harga-harga
tersebut mencapai dua kali lipatnya dari harga semula. Beberapa warung makan
gulung tikar dan sebagian yang lain menaikkan harga dagangannya. Oleh karena
itu, biaya hidup anak kost atau para perantau terutama di kota-kota besar
bertambah mahal.
CONTOH PARAGRAF
SEBAB- AKIBAT 1 AKIBAT 2
•
Pasokan
beras di pasar tradisional pun semakin lama semakin menipis sehingga masyarakat
kesulitan mendapatkan beras. Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan impor
beras dari negara tetangga dengan harapan masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan
pangannya selama menunggu hasil panen berikutnya.
TEORI
•
Teori
adalah suatu pemikiran, penelaahan, bisa juga penelitian, yang telah diakui
kebenarannya secara ilmiah.
FUNGSI
TEORI
- Menjelaskan hakikat dan makna dari sesuatu yang
diteliti
Mis: jika penelitian yang dikaji adalah motivasi, maka untuk mengetahui
dan menjelaskan tentang motivasi tersebut dapat dilihat melalui teori
- Menjelaskan hubungan sesuatu yang diteliti dengan hal lainnya.
Mis: menjelaskan hubungan motivasi dengan
prestasi kerja
- Landasan untuk menyusun hipotesis penelitian.
Mis: Teori menyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap prestasi
kerja. Maka hipotesisnya adalah ”ada pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja”, bunyi hipotesis ini sama seperti
apa yang dinyatakan teori tersebut
4. Acuan untuk membahas hasil penelitian
Mis: dari hasil penelitian yang telah dilakukan (bab IV skripsi) diperoleh hasil bahwa ada
pengaruh motivasi terhadap kinerja, maka untuk membahas hasil penelitian ini, kita bisa mengkaitkannya dengan teori (bab II skripsi)
SUMBER
TEORI
- Buku teks (text book)
- Jurnal (terbitan hasil penelitian ilmiah)
- Proseding
(kumpulan makalah seminar ilmiah)
- Dll
HIPOTESIS
•
Hipotesis
terlahir dari teori atau pengalaman empiris. Jika teori menyatakan bahwa A
berpengaruh terhadap B, maka hipotesisnya adalah A berpengaruh terhadap B.
INDUKSI DALAM
METODE EKSPOSISI
•
Eksposisi
adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana
isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian
dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
•
Karangan
ini berisi uraian atau penjelasan tenta
ng suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
ng suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
LANGKAH MENYUSUN
EKSPOSISI
- Menentukan topik/tema
- Menetapkan tujuan
- Mengumpulkan data dari berbagai sumber
- Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang
dipilih
- Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
DAFTAR
PUSTAKA
·
N.shofiyah,Z.A.
I.Supardi,B.Jatmiko. 2013. MENGEMBANGKAN PENALARAN ILMIAH (SCIENTIFIC REASONING).
Jurnal Universitas Negeri Semarang.
0 komentar:
Posting Komentar