Rabu, 08 April 2015

BAHASA INDONESIA 2#

Diposting oleh Unknown di 02.22
BAB I
PENALARAN

Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan mengemukakannya kepada orang lain.
Kegiatan penalaran dapat bersifat ilmiah dan non ilmiah. Dari prosesnya, penalaran dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif.
·         Penalaran Induktif
            Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
·         Penalaran Deduktif
            Penalaran deduktif adalah proses penalaran    untuk  menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang  bersifat umum.





PROPOSISI
Suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan. Proposisi dapat dibatasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya.
Proposisi adalah istilah yang di gunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Proposisi memiliki 3 unsur yaitu :
1.      Subyek, perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang, benda, tempat.
2.      Predikat, adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek.
3.      Kopula, adalah kata yang menghubungkan subjek.
CONTOH :
  1. Semua manusia akan mati pada suatu waktu.
  2.  Beberapa orang Indonesia mempunyai kekayaan yang berlimpah.
  3.  Kota Bandung hancur dalam perang dunia kedua karena bom atom.
  4.  Semua gajah telah punah tahun 1980.
         Catt: kedua kalimat pertama dapat dibuktikan kebenarannya. Kedua kalimat terakhir dapat ditolak karena kebenarannya tidak sesuai dengan fakta/tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

INFERENSI DAN IMPLIKASI
  1. Inferensi (infere) : menarik kesimpulan.
Ø  proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui.
  1. Implikasi (implicare) : melibat / merangkum.
Ø  rangkuman, sesuatu yang dianggap ada karena sudah di rangkum dalam fakta/ evidensi itu sendiri.

EVIDENSI
         Semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu.
         Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatau fenomena. 
         Wujud Evidensi
            evidensi berbentuk data & informasi (keterangan yang diproleh dari sumber tertentu).

CARA MENGUJI DATA
         Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.
         Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian data:
1. Observasi
à mengamati secara langsung sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut 
2. Kesaksian
3. Autoritas

CARA MENGUJI FAKTA
        Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil. Apakah itu dalam bentuk Konsistensi atau Koherensi.


BAB II
SILOGISME DAN ENTIMEN
DEFINISI SILOGISME
         Bentuk Penalaran dengan cara menghubung-hubungkan dua pernyataan yang berlainan untuk dapat ditarik simpulannya.
         Silogisme termasuk dalam penalaran deduktif. Deduktif merupakan salah satu teknik untuk mengambil simpulan dalam sebuah karangan.


JENIS-JENIS SILOGISME
·         Silogisme Kategorial
Silogisme ini merupakan silogisme dimana semua proporsinya merupakan katagorial. Kemudian proporsisi yang mengandung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek).
Contoh :
- semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)
- koala adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis khusus)
- koala pasti akan mati (konklusi/kesimpulan)
·         Silogisme hipotesis
Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Contoh :
- Apabila lapar saya makan roti (mayor)
- Sekarang lapar (minor)
- Saya lapar makan roti (konklusi)
         Silogisme alternatif
silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Contoh :
- Dimas tinggal di bogor atau surabaya
- Dimas tinggal di surabaya
- Jadi, dimas tidak tinggal di bogor


UNSUR-UNSUR YANG TERDAPAT DALAM SILOGISME
  1. Premis Umum (Premis Mayor) à menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (A) memiliki sifat atau hal yang tersebut pada (B)
  2. Premis Khusus (Premis Minor) à menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (C) adalah anggota golongan tertentu (A)
  3. Simpulan: menyatakan bahwa sesuatu atau seseoarng itu (C) memiliki sifat atau hal yang tersebut pada B
SILOGISME KATEGORIAL (GOLONNGAN)
         Silogisme kategorial adalah salah satu premis merupakan anggota premis yang lain.
         Rumus:
                        PU: Semua A=B
                        PK: Semua C=A
                        S  : Semua C=B
CONTOH
PU       : Semua profesor pandai
PK       : Pak Habibi adalah profesor
S          : Pak Habibi Pandai
Pernyataan di atas dapat dianalisis sebagai berikut
PU       : Semua profesor (A) pandai (B)
PK       : Pak Habibi (C) adalah profesor (A)
S          : Pak Habibi (C) pandai (B)
ctt : kata “semua” dapat tidak disebutkan atau dapat juga diganti dengan kata “setiap” atau “tiap-tiap

SILOGISME NEGATIF
         Ciri silogisme negatif yaitu ada kata bukan atau tidak
         Contoh:
                        PU: Siswa yang baik selalu mengerjakan pekerjaan rumah
                        PK: Asep Bukan Siswa yang baik
                        S  : Asep tidak mengerjakan pekerjaan rumah

SILOGISME HIPOTESIS
         Silogisme hipotetis adalah silogisme yang memiliki premis mayor berupa proposisi hipotetis (jika), sementara premis minor dan kesimpulannya berupa proposisi kategoris.
         Contoh:
                        PU: Jika hari ini tidak hujan, saya datang ke rumahmu
                        PK: Hari ini ujan
                        S  : Saya tidak datang ke rumahmu

SILOGISME ALTERNATIF
         Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
         Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. 
         Contoh
            PU: Boim berada di Bandung atau Bogor
                        PK: Boim berada di Bandung
                        K  : Boim tidak berada di Bogor

ENTIMEN
         Suatu silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum, yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
         Rumus:
            C=B karena C=A
CONTOH
PU:      Semua siswa SMAN 1 Indramayu masuk di universitas favorit yang mereka           impikan. (Semua A=B)
            PK: Boim Siswa SMAN 1 Indramayu (C=A)
            K  : Boim masuk universitas favorit (C=B)
Bentuk Entimennya:
            Boim masuk universitas favorit yang ia impikan karena  ia siswa SMAN 1 Indramayu. (C=B Karena C=A)

LATIHAN
1.      Tentukan PK
            PU: Setiap pemilik kendaraan bermotor wajib membayar pajak
            PK: Pak Lurah memiliki kendaraan bermotor
            S  : Pak Lurah wajib membayar pajak

2.      Tentukan PU
            PU       : Semua binatang menyusui melahirkan anaknya
            PK       : Ikan Paus termasuk binatang menyusui
            S          : jadi, ikan paus melahirkan anaknya

3.      Buatlah contoh kalimat silogisme  hipotesis, selogisme alternatif dan Entimen

Contoh kalimat silogisme hipotesis :
            PU: Jika hari ini panas, saya akan menjemur baju
            PK: Hari ini panas
            S  : Saya akan menjemur baju
            Contoh kalimat silogisme alternative :
PU: Indra tinggal di Bekasi atau Bandung
            PK: Indra tinggal di Bekasi
            K  : Indra tidak tinggal di Bandung
Contoh Entimen :
PU: Semua siswa SMAN 10 Depok lulus dengan nilai terbaik. (Semua A=B)
            PK: Bianca Siswa SMAN 10 Depok (C=A)
            K  : Bianca lulus dengan nilai terbaik (C=B)


BAB III
PARAGRAF INDUKTIF

PENALARAN INDUKTIF
Menurut Shurter dan Pierce (dalam Shofiah, 2007: 14) penalaran induktif adalah cara menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat khusus. Aspek dari penalaran induktif dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pargaraf generalisasi, analogi dan kausal.

DEFINISI GENERALISASI
         Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagaian dari gejala serupa.
         Dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu.
         Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan lebih lanjut.
         Contoh:
         Murid laki-laki itu pergi ke sekolah, dia memakai seragam sekolah.
         Murid perempuan itu pergi ke sekolah, dia memakai seragam sekolah.
         Generalisasi : Semua murid yang pergi ke   sekolah memakai seragam sekolah.

JENIS-JENIS GENERALISASI
  1. Generalisasi dengan loncatan induktif.
Generalisasi dengan loncatan Induktif adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh :
  1. Hampir seluruh remaja di Indonesia sudah menggunakan handphone Blackberry.
    Generalisasi tanpa loncatan induktif
Generalisasi tanpa loncatan induktif adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh : sensus penduduk.

DEFINISI ANALOGI
         Analogi adalah penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang banyak mengandung persamaan. Dengan kesamaan tersebut dapatlah ditarik kesimpulannya.
CONTOH PARAGRAF ANALOGI
         Kalau anda gemar tanaman hias, tentu anda mengenal dengan baik cara menanam dan merawatnya dalam taman. Pada dasarnya, proses merawat taman sama denga proses merawat anak dalam keluarga. Keduanya sama-sama memerlukan ketrampilan dan perhatian khusus. Pada tanaman, diperlukan keterampilan mengolah tanah dan memberi pupuk, seperti memberi perhatian khusus, yaitu menyirami tepat waktu agar kelak memberi hasil yang memuaskan. Begitu pula dengan merawat anak. Pada anak, diperlukan kemampuan memberi makanan yang bergizi, pembentukan kepribadian, serta perhatian khusus, yaitu memberi kasih sayang agar kelak anak tumbuh dengan sehat, cerdas, dan bermoral baik.

JENIS-JENIS ANALOGI
  1. Analogi induktif.
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua.
Contoh:
            Nindy terpaksa dicutikan dari Universitas Gunadarma karena terlambat mengisi KRS. Tria juga akan di cutikan dari Universitas Gunadarma jika dia terlambat mengisi KRS.
2.         Analogi deklaratif.
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal.
Contoh :
Metode pengajaran yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya haruslah memiliki waktu yang efektif. Pemberian materi kepada mahasiswa sebaiknya sesuai dengan kapasitas mahasiswa sejauh mana mahasiswa dapat menampung materi yang diberikan. Sama halnya dengan ember yang terus menerus diisi air, pada akhirnya akan tumpah juga jika terus menerus diisi dengan air.

KAUSALITAS (SEBAB-AKIBAT)
      Proses penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
      Hubungan kausal ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
  1. Sebab – Akibat à Sebab – akibat ini berpola A menyebabkan B.
  2. Akibat – Sebab à Akibat – sebab ini berpola Akibat dari B
  3. Sebab-akibat 1 akibat 2 à suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.
CONTOH PARAGRAF SEBAB-AKIBAT
         Harga beras dan kebutuhan pokok lainnya melonjak tinggi. Kenaikan harga-harga tersebut mencapai dua kali lipatnya dari harga semula. Beberapa warung makan gulung tikar dan sebagian yang lain menaikkan harga dagangannya. Oleh karena itu, biaya hidup anak kost atau para perantau terutama di kota-kota besar bertambah mahal.
CONTOH PARAGRAF SEBAB- AKIBAT 1 AKIBAT 2
         Pasokan beras di pasar tradisional pun semakin lama semakin menipis sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan beras. Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan impor beras dari negara tetangga dengan harapan masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan pangannya selama menunggu hasil panen berikutnya.

TEORI
         Teori adalah suatu pemikiran, penelaahan, bisa juga penelitian, yang telah diakui kebenarannya secara ilmiah.
FUNGSI TEORI
  1. Menjelaskan hakikat dan makna dari sesuatu yang diteliti
Mis: jika penelitian yang dikaji adalah motivasi, maka untuk mengetahui dan menjelaskan tentang motivasi tersebut dapat dilihat melalui teori
  1. Menjelaskan hubungan sesuatu yang diteliti dengan hal lainnya.
Mis: menjelaskan hubungan motivasi dengan prestasi kerja
  1. Landasan untuk menyusun hipotesis penelitian.
Mis: Teori menyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap prestasi kerja. Maka hipotesisnya adalah ”ada pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja”, bunyi hipotesis ini sama seperti apa yang dinyatakan teori tersebut
4.   Acuan untuk membahas hasil penelitian
Mis: dari hasil penelitian yang telah dilakukan (bab IV skripsi) diperoleh hasil bahwa ada pengaruh motivasi terhadap kinerja, maka untuk membahas hasil penelitian ini, kita bisa mengkaitkannya dengan teori (bab II skripsi)
SUMBER TEORI
  1. Buku teks (text book)
  2. Jurnal (terbitan hasil penelitian ilmiah)
  3.  Proseding (kumpulan makalah seminar ilmiah)
  4. Dll
HIPOTESIS
         Hipotesis adalah dugaan/jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang telah dirumuskan
         Hipotesis terlahir dari teori atau pengalaman empiris. Jika teori menyatakan bahwa A berpengaruh terhadap B, maka hipotesisnya adalah A berpengaruh terhadap B.

INDUKSI DALAM METODE EKSPOSISI
         Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
         Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tenta
ng suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.


LANGKAH MENYUSUN EKSPOSISI
  1. Menentukan topik/tema
  2. Menetapkan tujuan
  3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
  4. Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
  5. Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.


DAFTAR PUSTAKA

·         N.shofiyah,Z.A. I.Supardi,B.Jatmiko. 2013. MENGEMBANGKAN PENALARAN ILMIAH (SCIENTIFIC REASONING). Jurnal Universitas Negeri Semarang.

0 komentar:

Posting Komentar

 

RIZKI ANGGRAENI FARADILA Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei